Sabtu, Februari 21, 2009

POLITIKA

KH. HASYIM MUZADI;
Bakal Cairkan Perseteruan SBY-Mega

Perseteruan dua calon presiden (Capres) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarno Putri makin membeku. Berbagai pihak memprediksi perseteruan tersebut bakal sulit untuk dicairkan, karena mesti ada capres ketiga sebagai media untuk mencairkan perseteruan kedua capres.

Belakangan disebut-sebut, KH. Hasyim Muzadi bakal mampu mencairkan kedua capres, setelah Ketua Umum PBNU tersebut didaulat Ketua PWNU Jawa barat untuk memasuki gelanggang pemilihan Presiden (Pilpres) September 2009 sebagai capres.

Hal itu didaulatkan H. dedi Wahidi di hadapan puluhan ribu warga NU pada peringatan Harlah ke-83 NU dan Tahun Baru 1430 Hijriyah di Gedung Pusat Dakwah NU Kabupaten Indramayu, jalan Gatot Subroto Indramayu baru-baru ini (29 Januari 2009).

Dedi yang mantan Wakil Bupati Indramayu itu menyayangkan minimnya kader NU yang mendapatkan posisi strategis dalam struktur kepemerintahan. Dikatakannya, selama ini kader NU baru bisa bertengger pada posisi Wakil Bupati (seperti dirinya-Red) dan ada yang masih duduk di Ketua DPRD (H. Hasyim Junaedi-Red) tetapi belum ada kader NU yang jadi Bupati di Indramayu, Gubernur di Jawa Barat kalaupun jadi Presiden masih belum kokoh. ”Untuk itu, kami mendukung Pak Hasyim Muzadi untuk menjadi Capres dan bukan Cawapres,” daulatnya.

Tentang kebesaran NU, dalam hal jumlah anggota juga diakui Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi. Sudah dimaklumi bersama, Nahdlatul Ulama merupakan organisasi besar denagn jumlah massa yang luar biasa. Tetapi masih cukup disayangkan, sebab, ternyata kebesaran NU baru sebatas kuantitas, belum sampai pada kualitas terutama kiprahnya di masyarakat.

Dikatakan KH. Hsyim Muzadi saat memberikan taushiyah, idealnya kebesaran NU bukan hanya semata-mata dari jumlah pengikut, tetapi diimbangi pula dari eksistensinya kepada masyarakat. ”Kalau soal jumlah anggota, NU bukan hanya eksis di Indonesia, melainkan sudah memiliki cabang di 47 negara,” tegas KH. Hasyim Muzadi.

Penyebab belum seimbangnya antara kuantitas dengan kualitas, antara lain persoalan organisasi yang di dalamnya menyangkut manajemen disusul masalah pola pikir orang-orang NU serta masalah kualitas individu dari warga NU sendiri. ”Besar-kecilnya peran NU di masyarakat terbilang belum merata, karena di masing-masing daertah memilik peran berbeda-beda,” katanya.

Di Kabupaten Indramayu, menurut Ketua PCNU, H. Juhadi Muhammad, anggota NU di daerah pantura ini sangat besar namun masih berserakan, sehingga masih butuh perekat agar kokoh, terpadu sehingga dapat menunjukkan kebesarannya. ”Peran NU di masyarakat, belakangan ini sudah mengalami kemajuan dibandingkan dekade sebelumnya,” kata H. Juhadi Muhammad.

Dalam bidang pendidikan misalnya, dibuktikan dengan semakin banyaknya lembaga pendidikan di bawah naungan LP Ma’arif NU mulai tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, bahkan hingga perguruan tinggi. Di bidang lingkungan hidup, NU mulai berperan aktif, antara lain mnggelar gerakan penanaman pohon bersama-sama Perhutani dimana sepanjang tahun 2008 silam menanam 10.000 pohon dan di tahun 2009 ini sebanayak 85.000 pohon. Setelah berkiprah di bidang pendidikan dan lingkungan hidup, di masa mendatang NU juga akan berkiprah pada sektor lain yang bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat, sehingga akan terjalin keseimbang.

Dikutip dari Mingguan Media Bangsa Edisi 248 Tahun VI, 09-16 Februari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar