Senin, Juni 22, 2009

MUKERCAB 2009 NU KAB. INDRAMAYU

LAPORAN PELAKSANAAN

PROGRAM KERJA PCNU KABUPATEN INDRAMAYU

MASA KHIDMAT 2006-2011

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi karena atas nikmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul bersama, bersilaturrahim, bermuwajjahah dalam acara Musyawarah Kerja Cabang (MUKERCAB) PCNU Kabupaten Indramayu.

Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah curah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta, keluarganya, sahabat, tabiin, tabiat tabiin dan seluruh pengikutnya hingga akhir jaman.

Sejak awal berdirinya yakni pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M, hingga hingga sekarang ini Jam’iyyah Nahdlatul Ulama selalu berupaya mempersatukan seluruh kekuatan, seluruh komponen, seluruh bagian dan seluruh lapisan masyarakat, bangsa, negara dan agama. Bagi NU, persatuan dan kesatuan adalah sesuatu hal yang sangat penting dan perpecahan adalah sesuatu yang sangat dihindarkan karena dapat melemahkan serta menghancurkan kita semua. Rois Akbar Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, Almaghfurlah K.H. Hasyim Asy’ari dalam Al Qanunul Asasi NU telah menggariskan bahwa sesungguhnya persatuan, ikatan bathin satu dengan yang lain, saling membantu menangani suatu perkara dan seiya sekata adalah merupakan penyebab kebahagiaan yang terpenting dan faktor paling kuat bagi penciptaan persaudaraan dan kasih sayang. Bahwa perpecahan adalah penyebab kelemahan, kekalahan dan kegagalan di sepanjang jaman, bahkan pangkal kehancuran dan kemacetan, sumber keruntuhan dan kebinasaan dan penyebab kehinaan serta kenistaan.

Jam’iyyah Nahdlatul Ulama di Kabupaten Indramayu sebenarnya memiliki potensi dan kekuatan yang sangat besar, namun sayang potensi dan kekuatan tersebut masih belum tergali secara maksimal, sehingga kekuatan dan kebesaran kita masih sekedar kuantitas belum pada kualitas. Karenanya kita semua masih harus berupaya dalam peningkatan kualitas di segala bidang. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu masa khidmat 2006-2011 sejak awal terbentuknya telah melakukan berbagai upaya agar Jam’iyah Nahdlatul Ulama dapat eksis, menciptakan organisasi yang sehat dan profesional, mempersatukan semua komponen NU dan mewujudkan organisasi yang dapat membaca dan menyikapi berbagai persoalan keumatan.

Selanjutnya sebagai langkah dalam rangka melaksanakan amanat Konfrensi Cabang Nahdlatul Ulama XVII Kabupaten Indramayu Tahun 2006, PCNU telah menjabarkan amanat Konfrensi tersebut dalam beberapa program strategis yaitu :

A. Konsolidasi Organisasi

1. Konsolidasi Internal Pengurus Cabang

Tantangan yang dihadapi oleh kepengurusan PCNU Kabupaten Indramayu masa khidmat 2006-2011 sangat kompleks mulai dari internal sampai dengan eksternal. Dari Internal NU, tantangan itu bersumber dari ekses Konfercab. Amanat Konfrensi tidak berjalan maksimal, apabila soliditas kepengurusan tidak sesuai dengan harapan, karenanya kebijakan awal PCNU adalah melakukan konsolidasi internal PCNU untuk menciptakan kebersamaan, kesamaan persepsi, dan ghiroh organisasi yang tertanam dalam batin seluruh jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu. Upaya tersebut di atas sangat dirasakan hasilnya, yakni dengan keberhasilan dalam melaksanakan setiap program yang di laksanakan oleh PCNU. Namun demikian masih ada sisi kelemahan dari internernal PCNU yang belum maksimal dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, karena alasan berbagai hal.

Untuk menjalankan Amanat Konfrensi, PCNU telah membentuk Lembaga-lembaga sebagai departementasi PCNU yang terdiri dari ; Lembaga Pendidikan Ma’arif NU (LP Ma’arif NU), Lembaga Dakwah NU (LDNU), Lembaga Perekonomian NU (LPNU), Lembaga Bahtsul Masail NU LBMNU), Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPPNU), Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum NU (LPBHNU). Dan Robithoh Ma’ahidil Islamiyah (RMI).

Selanjutnya sehubungan dengan kebutuhan organisasi, demi mengoptimalkan kinerja Pengurus Cabang NU Kabupaten Indramayu Masa Khidmat 2006-2011, telah di lakukan reshufle baik yang ada di jajaran PCNU maupun di jajaran Lembaga dan Lajnah

2. Konsolidasi Majelis Wakil Cabang dan Ranting

Tantangan lain dari internal NU adalah kurangnya ghiroh keorganisasian, sehingga masih banyak MWC dan Ranting NU yang tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Baik karena masa jabatannya telah habis maupun karen kevacuman pengurus. Karenanya PCNU menganggap konsolidasi terhadap MWC dan Ranting adalah program paling utama yang harus di selesaikan. Adapun langklah nyata yang telah di lakukan adalah ;

§ Kunjungan kerja PCNU Kabupaten Indramayu ke MWC dan Ranting se Kabupaten Indramayu.

§ Mendorong dan memfasilitasi pelaksanaan Konferensi MWC yang masa jabatannya telah habis atau vacuum.

§ Konsolidasi PCNU juga di lakukan dalam bentuk menghadiri kegiatan-kegiatan yang di laksanakan oleh MWC, Ranting, Madrasah, Pesantren yang di kelola oleh warga Nahdliyin.

Sehingga tidak lebih dari satu setengah tahun kepengurusan PCNU Kabupaten Indramayu, MWC dan Ranting telah tertata.

B. Pelaksanaan Program Kerja

Program Kerja yang di amanatkan oleh Konferensi Cabang dapat di jabarkan sebagai berikut ;

1. Bidang Pendidikan

Tantangan yang paling nyata yang dihadapi oleh NU adalah maraknya ideologi -–sebut saja gerakan Wahabi di Indonesia yang di sokong internasional-- dan aliran serta kelompok sesat yang akan menghancurkan ideologi umat. Selain itu, ajaran-ajaran dan tradisi NU juga tengah diobok-obok, dilemahkan dan dicoba dihancurkan agar umat ini jauh dari ajaran dan tradisi para ulama, sehingga ahirnya umat akan jauh dari ulama dan umatpun dengan mudahnya akan diajak dan dijerumuskan kepada kepentingan tertentu. Kader-kader muda NU mulai tidak mengenal ajaran NU, oleh karena itu PCNU terus melakukan upaya membentengi warga NU.

Salah satu hal yang sangat penting untuk membentengi umat khususnya generasi muda NU adalah memperhatikan bidang pendidikan -– baik pendidikan umum, Madrasah Diniyah dan Pesantren -- ini aspek yang harus di prioritaskan oleh PCNU Kabupaten Indramayu, program ini di laksanakan oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif NU dan Robithoh Ma’ahidil Islamiyah. Beberapa langkah yang telah di lakukan yaitu ;

a. Pendataan mutahir sekolah dan Madrasah di bawah naungan LP Ma’arif NU baik yang beridentitas NU / Ma’arif atau identitas lainnya yang dikelola oleh warga Nahdliyin.

b. Sekolah dan Madrasah NU diwajibkan untuk mengajarkan bidang study ke-NU-an / Aswaja.

c. Peningkatan kwalitas guru Ma’arif yakni dengan melaksanakan loka karya pendidikan.

d. Peningkatan prestasi olah raga siswa ; dengan menyelenggarakan Pekan Olah Raga Ma’arif NU (PORMANU VII).

e. Melakukan usaha-usaha terobosan dalam mendatangkan bantuan dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat untuk Sekolah dan Madrasah di bawah naungan LP Ma’arif.

f. Mejalin komunikasi dan kemitraan dengan Pesantren-pesantren yang di kelola oleh Kiyai-kiyai NU melalui kunjungan silaturahmi untuk memperteguh tekad dalam melestarikan Ahlussunnah wal Jama’ah, dan pemberian bantuan berupa Kitab suci Al-Quran, buku-buku dan kitab-kitab.

Namun demikian harus diakui bahwa Lembaga yang menangani masalah Pendidikan (LP Ma’arif NU) dan Pesantren (RMI) masih belum berjalan maksimal sesuai yang di harapkan.

2. Bidang Dakwah

Pembentukan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama dilatar belakangi oleh dua faktor dominan yaitu ; pertama, adanya kekhawatiran dari sebagian umat Islam yang berbasis pesantren terhadap gerakan kaum modernis yang meminggirkan mereka. Kedua, sebagai respon ulama-ulama berbasis pesantren terhadap pertarungan ideologis yang terjadi di dunia Islam pasca penghapusan kekhalifahan Turki, munculnya gagasan Pan-Islamisme yang dipelopori oleh Jamaluddin Al Afghani (1839-1897) yang dipengaruhi oleh gerakan kaum Wahabi oleh Muhammad Ibn Abdul Wahab (1703-1787) sebagai penerus gerakan pembaharuan kembali ke ajaran lama oleh Ibn Taimiyyah (1263-1328). Gerakan Jamaluddin ini mendapat kerangka ideologis dan teologi dari muridnya Muhammad Abduh (1845-1905) di Mesir.

Kecenderungan manusia selalu ingin berubah dan maju. Dalam mencapai kemajuan itu ada yang dengan sadar menggunakan tradisi sebagai titik tolak, tetapi ada yang menolak tradisi dan berpegang kepada kemodernan itu sendiri tanpa mempertimbangkan tradisi. Tentu saja dua sikap itu sulit dipadukan dan cenderung berlawanan dan saling menafikan. Padahal dalam perkembangan kebudayaan yang sehat tak ada satupun realitas yang boleh dinafikan, justru diharapkan mampu mengolah berbagai potensi yang ada. Jalan tengah adalah jalan Ahlussunnah Waljama’ah dan itu yang dipraktekkan oleh kaum Nahdliyyin selama ini. Dengan cara itu kehadiran kaum Nahdliyyin di berbagai tempat tidak pernah mengusik ketentraman komunitas yang dihadapi. Sementara terdapat komunitas yang setiap hadir selalu berbuat keributan karena menolak seluruh ekspresi, adat dan tradisi yang mereka jumpai. Dengan cara itu NU berkembang menjadi jama’ah yang diterima hampir seluruh masyarakat nusantara. Tetapi belakangan ini banyak kalangan Nahdliyyin bahkan dari kalangan pesantren sendiri telah mendapatkan keilmuan ke-Islam-an dari Timur Tengah lalu ketika pulang melakukan berbagai gerakan purifikasi sehingga menggoncangkan dunia pesantren. Di saat yang sama, banyak juga kalangan pesantren yang telah mendapatkan pendidikan modern di Barat lalu datang ke lingkungan Nahdliyyin dengan melakukan dekonstruksi dan perombakan, sehingga membuat kegaduhan. Kedua kelompok itu telah kehilangan watak ke-Aswaja-an, ke-NU-an, dan bahkan ke-Indonesia-an. Mereka tidak mampu melakukan akulturasi kebudayaan dan hanya melakukan adopsi baik dari tradisi Timur Tengah maupun Barat. Bayangkan, mereka dengan alasan agama (puritanisme) atau modernitas (liberalisme) sama-sama menolak ajaran Ahlussunnah Waljama’ah, yang dianggap tidak relevan bagi kebebasan manusia.

Kedua kecenderungan itu memang sedang popular saat ini dengan militansi masing-masing. Tetapi, cara bersikap yang tidak menghargai tradisi itu ibarat menanamkan pohon tanpa menumbuhkan akar. Ide itu hanya bisa ditegakkan melalui kekerasan atau paksaan, setelah tidak ada paksaan akan tumbang. Ide semacam itu juga tidak bisa berkembang. Sebaliknya pendekatan Nahdliyyin adalah dengan proses akulturasi, dengan cara mengolah kebudayaan. Lebih parah lagi gagasan ini tidak pernah dipahami oleh masyarakat, karena memang sangat asing dan tidak pernah ada upaya menaturalisasikan atau mempribumikan dengan daya pikir dan cara pandang masyarakat. Mereka ini sebagai kaum modernis pada umumnya melihat tradisi sebagai hambatan. Padahal NU selalu melihat bahwa tradisi adalah sebagai modal yang harus dibangkitkan dan digerakkan agar sesuai dengan modernitas. Dengan demikian orang bisa menjadi modern tetapi tetap memiliki identitas dan karakter, artinya memiliki identitas dan harga diri.

Eksistensi ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah sedang tergerus oleh beberapa aliran yang berkembang di masyarakat seperti ; aliran Wahabi (baik secara ajaran maupun gerakan politik), aliran sesat, Gerakan Islam garis keras. Karenanya PCNU berupaya melakukan langkah-langkah ;

§ Pendataan para Da’i/ Mubaligh NU, hal ini di maksudkan agar mudah dalam melakukan koordinasi pelaksanaan program Da’wah. Sayangnya pendataan para Muballigh ini tidak di tindak lanjuti maksimal oleh LDNU.

§ Melaksanakan silaturrahmi Muballigh NU untuk menyamakan langkah dan tekad untuk mengoptimalkan Da’wah guna mempertahankan dan melestarikan ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah. Silaturahmi mubaligh NU ini di ikuti oleh lebih kurang 400 mubaligh.

3. Bidang Sosial

Sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial, NU di tuntut untuk senantiasa melakukan langkah-langkah nyata untuk mewujudkan kepedulian solidaritas terhadap warganya yang berada pada lapisan bawah. Program sosial yang telah di lakukan adalah ”aksi Sosial” pembagian paket sembako untuk fakir miskin melalui momentum Harlah ke 82 dan 83 Nahdlatul Ulama. Pendistribusiannya bekerja sama dengan Pengurus MWC NU di Kabupaten Indramayu.

4. Bidang Ekonomi

Berbagai upaya telah di lakukan oleh Lembaga Perekonomian NU untuk mewujudkan program ekonomi keumatan seperti ; Pendirian BPR dan Koperasi Nahdlatut Tujjar. Untuk mewujudkan program pendidirian BPR maupun Koperasi, telah di lakukan study banding ke berbagai institusi yang relevan. Namun program tersebut tidak dapat terwujud karena keterbatasan modal usaha dan SDM. Sehingga yang dapat di lakukan oleh LPNU saat ini adalah merekrut dan menyalurkan generasi muda NU untuk bekerja di lembaga ekonomi seperti BPR dan Bank konvensional lainnya.

5. Bidang Lingkungan Hidup

Konferensi Cabang NU Kabupaten Indramayu mengamanatkan dengan tegas untuk melaksanakan program yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup. Bidang ini di tangani oleh Lembaga Pengembangan Pertanian NU dan secara khusus di laksanakan oleh Pealaksana Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup (GNKL) PCNU Kabupaten Indramayu. Adapun kegiatan yang telah di lakukan adalah :

§ Penyebaran 19.000 bibit pohon pada momentum Harlah ke 82 NU

§ Penyebaran 11.000 bibit pohon pada momentum Harlah ke 83 NU

§ Pelatihan Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

§ Menghadiri Konferensi Agama-agama untuk perubahan iklim.

§ Mengikuti National Meeting GNKL.

6. Bidang Bahtsul Masail Diniyah

Bahtsul Masail Diniyah merupakan aktifitas yang sangat penting bagi NU, karena kegiatan ini untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang muncul di tengah masyarakat. Kegiatan ini di tangani oleh Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU). Adapun kegiatan-kegiatan yang telah di laksanakan adalah ;

§ Bahtsul Masail Diniyah yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali, dengan lokasi di MWC yang berada di salah satu eks kawedanaan. Kergiatan ini sangat mendapatkan respon positif dari kaum Nahdliyin.

§ Untuk meningkatkan kemampuan dan menguji pembacaan kitab kuning bagi generasi muda NU di laksanakan kegiatan Musabaqoh Qiroatul Kutub (MQK) melalui momentum rangkaian kegiatan Harlah ke 82 dan 83 Nahdlatul Ulama. Kegiatan ini mempunyai 2 sisi positif yaitu ; mengasah kemampuan pembacaan kitab kuning bagai generasi muda NU, serta memberi kesempatan dan menampilkan ustadz-ustadz muda NU sebagai dewan juri.

7. Pembangunan Gedung Pusat Dakwah NU

Sebagaimana amanat Konfrensi, PCNU masa khidmat 2006-2011 harus mampu mewujudkan kantor PCNU yang representatif dan memadai. Sebagaimana di ketahui bahwa PCNU masa khidmat 2000-2005 telah mampu mewujudkan tanah seluas 3.500 M2 untuk di bangun kantor PCNU Indramayu. Selanjutnya tanah tersebut kini telah di bangun Gedung Pusat Dakwah NU --- sebagai pusat kegiatan Dakwah, pusat kegiatan PCNU beserta Lembaga dan Lajnah serta seluruh Badan Otonom NU Kabupaten Indramayu--. Pembangunan Gedung Pusat Da’wah NU merupakan program monumental yang menjadi kebanggaan warga NU Kabupaten Indramayu. Karena Gedung ini adalah yang terbesar dan termegah di NU Jawa Barat. Pembangunan Gedung Pusat Dakwah NU Kabupaten Indramayu dapat terwujud karena bantuan/ peranan semua pihak; para aghnia NU, Bantuan dari APBD Propinsi, Bantuan dari APBD Kabupaten Indramayu, warga NU Kabupaten Indramayu, dll.

8. Lailatul ijtima’ / istigotsah

Sebagai bentuk keprihatinan telah terjadinya bencana yang bertubi-tubi di tanah air, PCNU Kabupaten Indramayu melaksanakan istigotsah Kubro yang bertempat di alun-alun Indramayu, bekerja sama dengan Pemda Indramayu dan di hadiri kurang lebih 10.000 jama’ah. Selain itu PCNU melaksanakan Istigotsah rutin di lakukan setiap malam Sabtu di kantor PCNU, dan sekarang di pindahkan tempatnya di Gedung Pusat Dakwah NU Kabupaten Indramayu.

PCNU Kabupaten Indramayu juga mendorong untuk bangkitnya kegiatan lailatul ijtima’ di tingkat MWC NU, sehingga beberapa MWC NU telah mampu mengadakan kegiatan tersebut yang dilaksanakan secara rutin.

9. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji An-Nahdliyah

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji yang ada sekarang ini sebagian besar di kelola oleh perorangan, Yayasan atau pondok pesantren, lain halnya KBIH An-Nahdliyah adalah dikelola oleh PCNU Indramayu melalui Yayasan An-Nahdliyah. KBIH ini tidak hanya berperan dalam membantu bimbingan haji bagi warga Nahdliyyin maupun masyarakat umum, tetapi lembaga ini mampu memberikan kontribusi finansial dari infaq para jamaah untuk kepentingan organisasi Nahdlatul Ulama.

Demikian laporan pelaksanaan program ini kami sampaikan, semoga peserta Mukercab dapat memberikan pandangan dalam upaya penyempurnaan program PCNU selanjutnya. Sehingga apa yang menjadi amanat Konferensi dalap dilaksanakan sebaik-baiknya.

Wallahul Muwafiq ilaa aqwamith thariq

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Indramayu, 20 Juni 2009

PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA

KABUPATEN INDRAMAYU

2 komentar:

  1. KANG,,,, kita samsul bakhri wong cemara wetan, kita pengen anane NU bener2 bisa gawe tentrem wong dermayu. tolong bimbingane.

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum...
    maaf mau tanya, kalau mau buka cabang KBIH AN-NAHDLIYAH di domisili saya bagaimana caranya, mohon dijelaskan secara terinci...
    ini nomor hp saya 085318814774

    Jayalah NU-ku, Jayalah Bangsaku...

    BalasHapus