Senin, Juni 22, 2009

TAUSHIYAH MUKERCAB 2009 NU KAB. INDRAMAYU

TAUSIYAH / REKOMENDASI
MUSYAWARAH KERJA CABANG 2009
NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN INDRAMAYU

UNTUK USULAN PADA
MUKERWIL PWNU JAWA BARAT


1. Kaderisasi dan Penegakan Ahlussunnah Wal Jama’ah

Tantangan paling nyata yang dihadapi oleh Nahdlatul Ulama adalah berkembang pesatnya ideologi -–sebut saja gerakan Wahabi di Indonesia -- dan aliran serta kelompok sesat yang akan melunturkan ideologi umat. Selain itu, ajaran-ajaran dan tradisi NU juga tengah diobok-obok, dilemahkan dan dicoba dihancurkan agar umat ini jauh dari ajaran dan tradisi para ulama, sehingga ahirnya umat akan jauh dari ulama dan umatpun dengan mudahnya akan diajak dan dijerumuskan kepada kepentingan tertentu. Kader-kader muda NU mulai tidak mengenal ajaran NU, oleh karena itu Nahdlatul Ulama harus melakukan upaya membentengi warga NU. Pengkaderan NU kerap dilakukan oleh orang tua NU dulu, baik dalam bentuk wasiat kepada anak-anaknya terutama yang akan bersekolah/kuliah jauh, nadzoman-nadzoman pada musholla-musholla, buku-buku tentang ke-NU-an dan Aswaja banyak tersebar, saat ini hampir tergerus zaman, sejauh mana peran NU struktural untuk mempertahankan eksistensinya. Karenanya diperlukan suatu gerakan dalam bentuk program kaderiasi (Trainning of Trainner) yang dilaksanakan oleh Nahdlatul Ulama untuk mencetak kader-kader NU yang dapat mentransfer pemahaman teoritis dan praktis tentang Ahlusssunnah Wal Jama’ah.

2. Khittah Nahdlatul Ulama dan Pemilu Langsung

Setelah kembalinya NU ke Khittah 1926, dan mencermati perkembangan politik di kalangan Nahdliyyin perlu menegaskan kembali Etika Berpolitik warga Nahdliyyin bahwa ; NU terlepas dari semua partai politik yang ada dan menjaga jarak yang sama. Bagi warga NU baik dalam struktur kepengurusan di semua tingkatan maupun secara individu diperbolehkan memilih partai politik sesuai dengan aspirasinya masing-masing dengan menjaga keutuhan jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Warga NU dalam menghadapi pilihan legislatif yang berkaitan dengan pilihan terhadap partai politik tertentu hampir tidak ada masalah yang serius. Namun demikian ketika munculnya pesta demokrasi langsung dalam pemilihan Kepala Daerah dan Presiden, momentum ini sangat rentan menimbulkan perpecahan di kalangan Ulama dan warga Nahdliyyin di semua tingkatan.

Sistem politik langsung yang menyerap seluruh sumber daya yang ada. Termasuk para ulama terserap di sektor politik, sementara politik yang ada adalah berdasarkan demokrasi liberal yang materialistik, karena itu tidak sedikit kalangan ulama yang larut dalam sistem politik yang kapitalistik itu. Kita sering prihatin ketika ulama tidak lagi menjalankan fungsinya, maka yang terjadi bukan harmoni sosial, melainkan masalah konflik sosial, di mana para ulama ikut terlibat dalam konflik merebut kepentingan. Kenyataan sering membuat masyarakat mengalami disorientasi, ketika tidak lagi memiliki keteladanan yang baik. Padahal se-modern apapun manusia butuh tokoh teladan yang berfungsi sebagai penuntun dan sekaligus penguat sikap moral. Bila tidak, masyarakat akan mengambil jalannya sendiri tanpa bimbingan ulama, sehingga langkah dan gerakannya rapuh karena tidak dipadukan dan diorganisasikan secara kuat oleh para ulama sebagai penjaga moral.

Oleh karena itu Mukercab 2009 NU Kabupaten Indramayu berharap melalui forum tertinggi Muktamar NU, perlu ada kejelasan pedoman sikap politik bagi warga Nahdliyyin dalam menghadapi pilihan langsung Kepala daerah dan Pemilihan Presiden. Kebijakan organisasi untuk membuat pedoman/pijakan sesuai dengan tingkatan kepengurusan dan tingkatan pilihan langsung sangat diperlukan untuk mencegah perpecahan di kalangan Nahdliyyin.

3. Regenerasi Ulama

Mempersiapkan ulama dalam kehidupan modern bukan melengkapinya dengan kemampuan manajemen teknis seperti yang telah dilakukan, sebaliknya dengan cara melakukan latihan mental spiritual agar mampu mentransedir diri dari gelombang duniawi agar tidak tenggelam di dalamnya, sebaliknya mampu bertahan dengan mandiri, di situlah sikap istiqomah, kezuhudan, keikhlasan, kejujuran dan keberanian menyatakan dan bersikap yang benar sangat penting. Kelihatannya persoalan dasar ini perlu kembali di aktualisasikan, apalagi belum ada metode yang pas untuk penegakan dan pewarisan nilai-nilai semacam itu, paling hanya dengan cara ceramah. Oleh karena itu perlu menggunakan cara diantaranya cara kaum tareqat dalam melakukan pembinaan dan peningkatan spiritual. Di sana ada pewarisan dan penanaman nilai-nilai secara sistematis dan berkelanjutan sehingga seseorang bisa tumbuh menjadi ulama yang mumpuni baik secara intelektualitas, spiritualitas, dan moralitas.

4. Kiprah Kader NU

Reformasi yang bergulir sejak tahun 1997, banyak kader NU yang mendapatkan kesempatan untuk duduk di kursi pemerintahan, baik di Pusat maupun di Daerah, baik di jajaran eksekutif maupun di jajaran Legislatif. Hal ini membawa angin segar bagi warga NU karena organisasi besar yang dikenal sebagai kaum sarungan ini ternyata tidak sedikit memiliki anggota yang kualitasnya tinggi. Namun sayang, setelah mereka berkiprah di pemerintah, mereka tidak terlihat lagi kiprahnya di organisasi yang didirikan oleh para Ulama tersebut.

Kami mengusulkan Muktamar Ke 32 merekomendasi agar kader NU yang mendapatkan kedudukan baik di pemerintahan Pusat maupun Daerah, di jajaran Eksekutif maupun Legislatif agar tetap loyal kepada NU secara organisasi.

2 komentar:

  1. APA YANG DILAKUKAN OLEH NU INDRAMAYU DENGAN BANYAKNYA PARA FUQORO BERAT LOH AMANAT ANDA JADI PENGURUS INI AMANAT ALLAH SWT JANGAN DIANGGAP ENTENG KADANG SAYA MENANGIS DENGAN BANYAK ORANG YANG TIDAK MAKAN .

    BalasHapus
  2. alamat rumah kyai parsono agus waluyo = pondok pesantren pituturluhur karangpandan solo.... dusun kembang sintru rt 01 rw 04 desa doplang kec karangpandan solo jawa tengah hp 087 836 991 403 atau 0816668...kyai nu,,,ustadz nu,,mubaligh nu,,dai nu,,di Aceh

    BalasHapus